CUCU ANGLING DHARMA YANG JADI JAKSA DIDIK FARKHAN ALISYAHDI SH.MH. Saat itu ia berpikir, ilmu hukum ia perdalami secara formal di fakultas, sementara ilmu jurnalis akan ia “serap” secara informal dengan aktif di Pers mahasiswa. Makanya sambil kuliah ia aktif di majalah mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang bernama MANIFEST. Di Majalah MANIFEST pertama ia menjadi reporter. Tahun kedua naik jadi anggota Dewan Redaksi, kemudian Pemimpin Redaksi hingga terakhir menjelang lulus ia menjabat “pimpinan” puncak sebagai Pemimpin Umum. Pasca lulus kuliah, 1993 ia masih tetap konsisten dengan cita-citanya pengin jadi Wartawan. Dengan bekal ilmu formal, sebagai Sarjana Hukum dan ilmu non formal jurnalistik ia melamar di koran harian Jawa Pos Group. Setelah proses tes, ia diterima sebagai Calon Reporter dan ditempatkan di wilayah Kabupaten Bojonegoro, daerah tempat kelahirannya. Cita-citanya menjadi Wartawanpun terkabul. Dalam evaluasi calon reporter ia s...
Postingan populer dari blog ini
KISAH PERJALANAN PAK JAKSA
SANGATTA: SANGAT MENDERITA ATAU SANGAT “A”syik? Akhir 2011 lalu, saya mendapat SK pindah ke Sangatta. Hati berbunga-bunga karena kepindahan ke kota itu adalah promosi jabatan. Tetapi hati saya juga dibayangi “penasaran”. Karena belum pernah sekalipun kaki ini menginjak bumi Etam --Sebutan bumi Kalimantan Timur--. Apalagi ke kota Sangatta. Sebuah kota yang namanya lebih cocok nama kota di Jepang. Didik Farkhan & Istri Bergegas saya keluarkan dan buka tablet Galaxy Tab ke menu google Map s. Dari google Maps ternyata Sangatta tidak “terdetec”. Alias tidak muncul. Saya baru “ngeh” Sangatta setelah lihat peta “manual” alias Atlas milik anak saya. Ternyata kalau dilihat di peta, Sangatta letaknya tidak jauh dibawahnya “kepala” pulau Kalimantan. Saya “pelototi” jalan kearah Sangatta setelah “start” dari Balikpapan harus menuju Samarinda, lalu ke Bontang dan baru Sangatta. Setelah tahu posisi kota, rasa penasaran saya berlanjut untuk mengetahui “isi” dan potens...
MENGENAL SEKILAS SANG KETUA
Muhammad Yasin Terlahir pada 24 Oktober 1978 di Balen sebuah kecamatan di sebelah timur kota Bojonegoro dengan slogannya BOJONEGORO MATOH di tengah sejuknya nuansa agamis. merangkak, berjalan, berlari, mengeja, menulis, memahami, kemudian sampailah akhirnya duduk manis sesekali gelisah dan sesekali menahan kantuk di bangku kuliah STAIS SANGATTA jurusan Tarbiyah. dalam setiap kesempatan ayah dari satu anak ini menuliskan motto di CV Miftah Collections yang di rintisnya beberapa tahun lalu , kira2 tertuliskan, "Jangan pernah takut jika hidup hanya sekali" . sosok Muhammad Yasin berusaha untuk tidak takut kepada apapun selain Allah. tidaklah kemudian takut untuk gagal, tak takut air mata, tak takut darah, kemudian tak takut untuk menjadi orang besar, tak takut untuk mebahagiakan orang tua, tak takut untuk bermanfaat bagi agama, negara, dan masyarakat sekitar. berusaha untuk berani dan berkorban demi tegaknya kebenaran.
Komentar
Posting Komentar